SELAIN pemenuhan nutrisi, guna mengoptimalisasi masa tumbuh kembang otak bayi diperlukan juga berbagai macam stimulasi. Ini dia caranya.
"Proses belajar bayi dan balita dengan mendengar, melihat, merasakan, mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan, dan membiasakan. Karena itu dalam proses bermain, pengasuh harus memberikan contoh-contoh yang baik dan benar berupa ucapan, perkataan, dan perilaku, karena akan diingat, ditiru, bahkan dikembangkan oleh bayi atau balitanya," tutur Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, dalam seminar berjudul Nutrisi dan Stimulasi untuk Kecerdasan Anak di JIExpo, Jakarta, beberapa hari lalu.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau balita. Misalnya, ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton televisi, di dalam kendaraan, dan menjelang tidur.
Berikut penjelasan stimulasi yang baik sesuai usia bayi dan balita yang dipaparkan Soedjatmiko:
Bayi 0-3 bulan
Berikan stimulasi dengan mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, menggulingkan bayi ke kanan dan kiri, tengkurap-telentang, serta dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.
Umur 3 - 6 bulan
Tambah stimulasi dengan bermain “cilukba”,
melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, dan duduk.
Umur 6 - 9 bulan
Tambah stimulasi dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dan dilatih berdiri berpengangan.
Umur 9 - 12 bulan
Tambah stimulasi dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, dan berjalan dengan berpegangan.
Umur 12 - 18 bulan
Tambah stimulasi dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, dan lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
Umur 18 - 24 bulan
Tambah stimulasi dengan menanyakan, menyebutkan, dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata? hidung? telinga? mulut?), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang dan benda-benda sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana-baju, bermain melempar bola, dan melompat.
Umur 2 - 3 tahun
Tambah stimulasi dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit), menyebutkan nama-nama teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, dan buang air kecil/besar di toilet.
Setelah umur 3 tahun
Selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga diarahkan untuk kesiapan bersekolah, antara lain memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil/besar di toilet), kemandirian (ditinggalkan di sekolah), dan berbagi dengan teman. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga), namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, atau sejenisnya
.
.
No comments:
Post a Comment