Menteri Jasa Keuangan Jepang Tadahiro Matsushita
ditemukan gantung diri di kediamannya pada Senin pagi, 11 September 2012 yang
lalu. Kematiannya ini terjadi di tengah penyelidikan korupsi dan suap di
Kementerian yang dipimpinnya. Berita semacam ini bukan yang pertama kali
terjadi di Jepang. Para pejabat atau pemimpin yang terlibat suatu masalah, akan
mengundurkan diri mereka atau bahkan melakukan tindakan bunuh diri. Hal
tersebut karena orang Jepang memiliki budaya “rasa malu” yang sangat tinggi,
selain itu bunuh diri tersebut sudah banyak dilakukan oleh para nenek moyang
bangsa Jepang.
Tindakan bunuh diri, dalam bahasa Jepang disebut dengan
seppuku (切腹)
atau harakiri (腹切り ) yang jika dilihat dari kanjinya dapat diartikan
sebagai tindakan memotong atau merobek perut. Tindakan ini dahulu merupakan
salah satu ritual yang dilakukan oleh para kaum bushi atau ksatria samurai.
Bushi akan melakukan ritual seppuku apabila mereka tertangkap oleh musuh karena
berprinsip lebih baik mati daripada harus disiksa oleh musuh, dan jika bushi
tersebut melakukan pengkhianatan atau gagal dalam tugasnya, tindakan seperti
ini sungguh mengerikan untuk pemikiran kita tapi
di Jepang tindakan bunuh diri adalah sebagai wujud dari penyesalan dan tanggung
jawabnya karena telah mengecewakan kelompoknya. Ritual seppuku ini akan
dilakukan di depan kelompoknya (jika berupa hukuman karena gagal bertugas)
dengan sebuah pisau tradisional yang bernama tanto, setelah membuka kimono yang
dikenakan, perut dirobet dari arah kiri ke kanan.
Tindakan seppuku pertama kali dilakukan oleh Minamoto no
Yorimasa ketika perang Uji pada tahun 1180. Tindakan seppuku ini banyak
dilakukan oleh daimyo (pemimpin tertinggi kaum bushi) yang kalah pada suatu
perang atas perintah daimyo yang memenangkan perang tersebut. Tindakan bunuh diri dari daimyo yang kalah ini akan
memberikan dampak psikologis bagi pengikutnya, sehingga tidak aka nada lagi
perlawanan. Toyotomi Hideyoshi sering menggunakan metode ini untuk melumpuhkan
kekuatan musuhnya yang sudah kalah. Peristiwa yang paling dramatis terjadi
ketika Hideyoshi berhasil memimpin klan Odawara untuk mengalahkan klan Hojo,
keluarga daimyo terkuat di Jepang bagian timur, pada tahun 1590. Saat itu ia
memerintahkan Hojo Ujimasa, mantan daimyo dari klan Hojo untuk melakukan
seppuku kemudian mengasingkan putranya Ujinao.
Dalam perkembangannya, seppuku dilakukan oleh seseorang
untuk menunjukkan rasa ketidak-setujuannya kepada keputusan penguasa (baik raja
maupun pemerintah modern). Kejadian yang terkenal adalah adalah seppuku yang
dilakukan oleh sastrawan terkenal Jepang, Mishima Yukio di markas besar tentara
Jepang pada tahun 1970 sebagai bentuk protesnya kepada kebijakan pemerintah
pada masa itu.
No comments:
Post a Comment