Membedakan
orang Jepang, China dan Korea dapat kita lihat tidak hanya secara fisik semata
melainkan kita dapat melihat perilaku dan nilai hidup mereka. Budaya dan gaya
hidup ke tiga warga negara ini pastilah berbeda, hal inilah yang menyebabkan
ketiga negara tersebut saat ini
cukup diperhitungkan oleh dunia
sebagai salah satu kekuatan Asia. Tanpa bermaksud SARA dan berusaha meresapi
nilai baik yang dapat kita contoh dari mereka, berikut saya sajikan perbedaan
ketiga negara ini ditinjau dari bentuk fisik, perilaku dan nilai budaya antara
Orang Jepang, China dan Korea sebagai berikut :
Orang Jepang
- Ciri Fisik :
Orang Jepang cenderung
memiliki struktur wajah oval bermata besar dan hidung yang lebih jelas. Wanita
Jepang sering memakai make up tebal memberikan kesan warna kulit putih pucat.
pakaian Tradisonal jepang di sebut Kimono
pakaian Tradisonal jepang di sebut Kimono
- Perilaku Baik Yang Dapat Menginspirasi :
1. Ramah dan sopan
Khas budaya negara timur,
penduduknya biasanya sangat ramah dan bersahabat. Orang Jepang cenderung untuk
selalu menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya, sekalipun
itu orang asing yang belum mereka kenal.
Sama halnya dengan budaya Jawa
dan berbeda dengan budaya barat, budaya Jepang memperhatikan penghormatan dan
sikap sopan kepada orang yang memiliki status sosial lebih tinggi atau lebih
tua. Bahasa Jepang juga memiliki kosa kata khusus yang digunakan untuk
menunjukkan penghormatan atau yang lebih sopan seperti “krama inggil” dalam
bahasa Jawa.
2. Ekspresif
Mungkin inilah ciri yang
paling mencolok dari orang Jepang. Kalau kalian pernah menonton dorama atau
anime, atau membaca manga pasti sering menemui ciri ekspresif ini, bagaimana
mereka menunjukkan rasa suka, sedih, terkejut dan lain-lainnya.
Saya belum pernah bertemu
dengan orang yang seekspresif orang Jepang. Dan yang kadang membuat saya tidak
habis pikir adalah bagaimana bisa sifat ekspresif ini menjadi ciri suatu komunitas?
Apakah sifat ini sudah terdefinisikan di dalam DNA mereka? Sebelum bertemu
dengan orang Jepang, saya berpikir bahwa sifat ekspresif yang meledak-ledak
hanya dimiliki oleh orang-orang sanguinis saja.
Ciri ekspresif ini juga yang
menjadikan orang Jepang adalah teman mengobrol yang asyik. Dengan sifat
ekspresif ini mereka bisa berkomunikasi dengan empati. Tidak peduli seberapa
sederhananya topik pembicaraannya, hal itu bisa terasa sangat menarik karena
respon ekspresif yang diberikan oleh orang Jepang. Mungkin ini juga alasan
mengapa di setiap program TVnya entah itu acara berita atau hiburan, melibatkan
begitu banyak presenter.
3. Menghargai Usaha / Proses
Ini adalah salah satu karakter
positif yang dimiliki oleh orang Jepang. Mereka tidak hanya berorientasi pada
hasil, tetapi lebih berorientasi pada proses. Mereka sangat menghargai usaha
dan kesungguhan seseorang. Sekalipun hasil yang dicapai oleh seseorang tidak
sesuai dengan yang diharapkan, tetapi jika orang tersebut sudah berusaha dengan
sangat keras, maka mereka akan mengapresiasi dengan baik orang tersebut. Sikap
menghargai usaha ini juga tampak dari ekspresi mereka yang selalu bersemangat
menyongsong setiap pekerjaan dan tantangan, karena mereka yakin dengan semangat
dan kerja keras akan memberikan hasil yang baik. Yosh..ganbatte ne!
4. Tumbuh Sebagai Satu Komunitas
Orang Jepang cenderung maju
dan berkembang sebagai satu komunitas daripada sebagai individu-individu yang
terpisah. Kultur kebersamaan ini bisa terlihat jika kita sudah bergabung dengan
komunitas tertentu, misalnya di laboratorium, unit kegiatan mahasiswa, atau
perusahaan. Mereka membentuk program-program atau kegiatan yang dapat memacu
kemajuan bersama. Contohnya training bersama, konsep senior yang mendampingi
junior, kegiatan saling mengajar atau knowledge transfer untuk mendistribusikan
kemampuan anggota yang lebih unggul kepada anggota lainnya. Selain itu ketika
mereka sudah bergabung dalam komunitas tertentu, maka mereka lebih dikenal
identitas komunitasnya daripada identitas individunya. Kombinasi antara
kebanggaan akan komunitasnya dan usaha-usaha untuk memajukan komunitasnya
inilah yang menjadikan masyarakat Jepang tumbuh dalam komunitas-komunitas yang
kuat dan progresif.
5. Prosedural, Well Organized, Tekun, dan Teliti
Menurut saya sifat-sifat ini turunan dari karakter yang menghargai usaha. Untuk
meraih hasil yang memuaskan, di dalam bekerja orang Jepang sangat memperhatikan
urutan langkah-langkahnya. Jika mereka diberikan petunjuk untuk menyelesaikan
pekerjaan atau menggunakan suatu alat, maka mereka akan dengan teliti membaca
petunjuknya dari awal hingga akhir tanpa ada yang terlewat lalu benar-benar
mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Sangat prosedural. Jangan
heran ketika melihat seorang masinis kereta yang sudah bekerja puluhan tahun,
ketika menjalankan tugasnya dia masih dengan semangat menunjuk-nunjuk
panel-panel kontrol sambil berbicara pada dirinya sendiri, itu semata-mata
dilakukan untuk memastikan dia tidak salah dalam melakukan tugasnya. Meski
mereka telah sering menjalani rutinitas itu, ketekunan dan ketelitiannya tidak
berkurang. Orang Jepang memang sangat cocok untuk jenis pekerjaan yang berupa
rutinitas dan membutuhkan ketelitian.
Hal ini juga yang berlaku dalam hal mematuhi aturan lalu lintas atau peraturan
lainnya. Tidak peduli kondisi di lapangan seperti apa atau apakah ada peluang
untuk melanggar, mereka akan tetap mematuhi peraturan. Kalau kalian coba
bertanya kepada mereka kenapa mereka selalu taat kepada setiap aturan, maka
jawabannya akan sederhana karena itu adalah aturan, titik.
- Pilar Hidup / Nilai Budaya OrangJepang
Pilar utama nilai-nilai budaya Jepang dikenal dengan wa (harmoni), kao
(reputasi), dan omoiyari (loyalitas). Konsep wa mengandung makna mengedepankan
semangat teamwork, menjaga hubungan baik, dan menghindari ego individu. Kao
berarti wajah. Wajah merupakan cermin harga diri, reputasi, dan status sosial.
Masyarakat Jepang pada umumnya menghindari konfrontasi dan kritik terbuka
secara langsung. Membuat orang lain “kehilangan muka” merupakan tindakan tabu
dan dapat menyebabkan keretakan dalam hubungan bisnis. Sedangkan omoiyari
berarti sikap empati dan loyalitas. Spirit omoiyari menekankan pentingnya
membangun hubungan yang kuat berdasarkan kepercayaan dan kepentingan bersama
dalam jangka panjang.
Kaizen
- Kaizen merupakan istilah bahasa
jepang terhadap continuous improvement.
- Kai berarti perubahan, zen
berarti baik.
- Jadi kaizen berarti melakukan
perubahan agar lebih baik secara terus menerus.
Bushido
- Bushido adalah kode atau
prinsip yg dianut oleh para samurai Jepang.
- Prinsip bushido Menekankan pada
kehormatan, keberanian, dan kesetian kepada atasan melebihi apapun.
- Pejuang samurai yang ideal
adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut terhadap kematian tetapi
mereka takut jika tugas yang mereka emban tidak berhasil.
Makoto
Makoto berarti bersungguh-sungguh dengan selalu berkata dan bertindak jujur
dengan tidak berlaku curang baik kepada kawan maupun lawan.
- Definisi harfiah Genchi
Genbutsu dari bahasa Jepang adalah ‘go and see the problem’.
- Genchi genbutsu bukan sekadar
teori, melainkan lebih menekankan pada praktek dimana kita harus langsung
mendatangi masalah untuk mengetahui masalah tersebut.
Hansei
- Dalam bahasa Jepang , hansei
berarti perenungan.
- Dalam manajemen bisnis, hansei
berarti peninjauan ulang secara cermat yang dilakukan setelah tindakan
diambil.
- Tidak perduli hasil akhirnya
sukses atau gagal, mereka tetap harus meninjau hasilnya.
- Hansei berlawanan dengan pola
pikir “KALAU TIDAK RUSAK BUAT APA DIPERBAIKI”.
- Kebanyakan kita masih menunggu rusak baru diperbaiki…
Orang korea
- Ciri Fisik :
Orang Korea cenderung memiliki
wajah menyanjung dengan tulang pipi tinggi / persegi dan mata kecil dengan
kelopak mata tunggal.
Pakaian Tradisional Korea Adalah Hanbok
Pakaian Tradisional Korea Adalah Hanbok
- Perilaku Baik Yang Dapat
Menginspirasi
1)
Orang Korea kebanyakan profesional – malahan amat sangat profesional
Profesional dalam hal ini
yaitu mengerti akan hak dan kewajiban mereka. Bagi mahasiswa, tidak ada kata
bermain selain di akhir pekan. Bayangkan saja, di kampus itu ada lapangan sepak
bola yang sangat bagus yang bisa dipakai secara gratis selain di akhir pekan
(bayar sekitar Rp 150.000,- per dua jam di akhir pekan), tetapi hampir tidak
pernah ada yang menggunakannya di hari kerja. Lho, apa orang di sini tidak suka
main sepak bola? Bukan, tetapi mereka menghabiskan hampir semua waktu mereka di
hari biasa untuk belajar. Ketika tidak ada kuliah, maka yang mereka lakukan
adalah ke perpustakaan atau tempat lain untuk belajar. Tidak ada
nongkrong-nongkrong tidak jelas, bermain kartu, apalagi menonton bioskop :) .
Lho, hidup mereka kasihan amat dong? Tidak juga. Namanya juga profesional, jadi
ketika hari libur, mereka bermain sepuas-puasnya – secara profesional juga.
Hingga mabuk-mabukan segala (Ups, yang ini jangan ditiru lah yaaa, hehe).
2)
Efisien waktu dan disiplin
3) “Ketika kamu tidak bekerja
keras, kamu tidak akan hidup”
“Begitu banyak tenaga kerja di Korea tetapi tidak sebanyak itu lapangan kerja
yang tersedia. Karenanya, jika mereka tidak belajar keras, mereka tidak akan
memperoleh nilai baik. Dan jika mereka tidak memperoleh nilai baik, mereka tidak
akan memperoleh pekerjaan.
- Pilar Hidup / Nilai Budaya Orang Korea
Koenchanayo yg artinya toleransi dan menghargai orang lain.
Kibun berarti menghormati orang lain dan menghindari segala tindakan yang bisa menyebabkan Orang lain kehilangan muka.
Inhwa
- Pilar Hidup / Nilai Budaya Orang Korea
Koenchanayo
Koenchanayo yg artinya toleransi dan menghargai orang lain.
Kibun (mirip Kao)
Kibun berarti menghormati orang lain dan menghindari segala tindakan yang bisa menyebabkan Orang lain kehilangan muka.
Inhwa
- Inhwa berarti pendekatan terhadap keharmonisan dalam kultur bisnis Korea.
- Hal ini tercermin dalam rasa setia terhadap perusahaan.
Hahn
Jeong Do Management (mirip Kaizen)
Hahn berarti energi hidup Untuk mengejar pendidikan dan melakukan pengorbanan
diri demi meningkatkan kesejahteraan keluarga dan negara.
Jeong Do Management (mirip Kaizen)
· Jeong Do Management
merupakan acuan filosofi bagi LG.
· Senantiasa menyediakan
nilai tambah bagi konsumen dengan selalu melakukan inovasi berkelanjutan.
- Ciri Fisik :
Orang Cina cenderung memiliki
wajah bulat daripada orang Korea dan Jepang. Cina adalah negara multi-etnis
besar tak seperti Korea dan Jepang (yang lebih etnis homogen) sehingga lebih
sulit untuk membedakan atau mengeneralisasi.
Pakaian Tradisional china adalah Cheongsam
Pakaian Tradisional china adalah Cheongsam
- Perilaku Baik Yang Dapat Menginspirasi
1.
Kegiatan kehidupan mereka yang terpusat pada perdagangan, industri, dan
berbagai pelayanan jasa yang tidak digeluti oleh anggota masyarakat (berusaha
berbeda).
Dalam mencari penghidupan,
orang-orang Cina lebih memilih untuk berdagang. Berbeda dengan bangsa pribumi
yang lebih memilih untuk menjadi pegawai, terutama Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Kepiawaian orang Cina dalam berdagang lalu menjadi rahasia umum. Orang Cina
dapat membedakan dengan tegas antara urusan bisnis dan urusan pribadi. Hasil
keuntungan harus digunakan untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan lagi.
Uang harus menjadi uang, bukan untuk menimbun utang atau berfoya-foya.
2.
Berani Mengambil Resiko.
Karena berdagang itu penuh
resiko. Sifat bisnis pedagang Cina yang lain adalah tahan banting, Mereka harus
kuat, termasuk sanggup mengorbankan diri dalam beberapa hal, seperti waktu,
tenaga, dan uang demi mencapai tujuan menjadi orang kaya, bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian.
3. Kerja Keras.
Percaya pada takdir, tapi tidak mau menyerah pada nasib, mereka percaya nasib
ibarat roda, sesekali di atas dan sesekali di bawah. Kerja keras tanpa kenal
lelah menjadi ciri dari orang Cina yang mengakibatkan mereka unggul dari yang
lain. Ada filsafat Cina yang berbunyi seperti ini : "Hiduplah nikmat, maka
nanti kau akan sengsara. Orang-orang yang sukses dibentuk dari kehidupan yang
sulit". Jadi dalam berusaha, banyak pengusaha yang awalnya bersusah susah
dahulu, kemudian baru ketika sudah kaya mulai berani bersenang-senang.
4. Enterprenuer yang Selalu Menjaga Kualitas dan Kepercayaan.
Bangsa Cina ini mempunyai sifat-sifat yang agak aneh di banding bangsa-bangsa
yang lain, orang Cina itu kalau yang terbaik untuk dijual, sedang yang jelek
untuk dipakai sendiri. Orang Cina itu pekerja keras dan cerdas, orang Cina
kalau ayahnya jualan kacang buntelan, maka pada saat anaknya nanti, usaha sudah
menjadi pabrik kacang, jadi untuk faktor enterpreneurship mungkin cina itu
nomor satu di dunia.
Di Cina sebulan umumnya bekerja 60 jam, enam hari seminggu. Meski sekitar 20
jam diantaranya terhitung lembur, tapi mereka tidak mendapatkan upah tambahan
dari kerja ekstra itu. Kerja keras seolah-olah menjadi jalan satu-satunya, hal
ini tidak perlu dipersoalkan jika kita memiliki pekerjaan yang kita senangi.
Ada ungkapan "Orang Cina bisa berdagang di kampung Melayu, tetapi orang
Melayu belum tentu bisa berdagang di kawasan orang Cina", salah satu sebab
adalah mereka lebih cincai, fleksibel, lebih ramah dan lebih menjaga
"nama", karena mereka berpikiran jauh kedepan, bahwa kepercayaan
adalah modal yang tak terbatas dalam bidang dagang, bukannya pribumi tidak
mempunyai pemikiran itu, tetapi persentase yang mau memanfaatkan pemikiran dan
sikap itulah yang belum merata.
5. Orang Cina selalu menginginkan perubahan secara total.
Maka hijrah adalah sebuah keharusan, orang itu harus hijrah bukan saja secara
fisik melainkan juga mental, jiwa, dan mendekatkan diri pada-Nya. Keinginan
seseorang untuk berubah adalah kunci utama keberhasilan orang Cina.
6. Belajar Dari Kegagalan dan Berusaha Mempertahankan Keberhasilan.
Setiap pedagang Cina dapat mengambil hikmah dan belajar dari kegagalannya.
Mereka mengevaluasi segala kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan.
Mereka terus belajar dari kegagalan itu. Kegagalan pertama tidak dapat
melunturkan semangatnya, sebaliknya justru akan membuatnya lebih gigih,
kegagalan kedua dijadikannya pelajaran, kegagalan ketiga menjadikannya lebih
bijak, kegagalan yang seterusnya akan menguji kesabaran dan ketabahannya. Gagal
beberapa kali bagi orang cina tidak berarti akan gagal untuk seterusnya. Orang
Cina percaya dan yakin mereka pasti akan berhasil suatu hari nanti.
- Pilar Hidup / Nilai Budaya Orang
China
Confucianism
- Cina menganut Confucianism
menjadi maju karena ajarannya yang tak menyukai kekerasan.
- Salah satu hal penting yang
diajarkan ialah “Janganlah berbuat sesuatu yang kau tak inginkan orang
berbuat kepadamu!”.
- Ini jelas sekali bahwa kalau
kita tak menyukai orang lain memaksakan kehendaknya kepada kita, janganlah
kita memakai kekerasan yang sama kepada orang lain.
- Ajaran penting lainnya ialah
“Selalu hormatilah orang yang lebih tua, lebih-lebih orang tuamu”.
- Prinsip lainnya adalah “Kalau
kamu hidup mampu, jangan sampai saudara-saudaramu hidup berkekurangan!”.
- Itulah salah satu prinsip yang
menyebabkan keluarga keturunan Cina selalu memperhatikan saudara-saudara,
jadi kalau yang satu kaya akan membantu yang kekurangan: memberikan
pekerjaan, membantu secara moral dan finansial.
Guanxi
- Guanxi dapat diartikan cerdik
memanfaatkan jaringan.
- Sebagai contoh, tidak punya
uang untuk beli barang dagangan, bisa dilakukan dengan meminjam barang
dagangan milik saudara. Laku baru bayar (sistem konsinyasi).
- Kalau tidak punya pemasok cukup
meminta jaminan dari relasi yang punya pemasok.
- Untuk itu mereka berupaya
membangun kepercayaan supaya bisa langgeng.
Shinyung
Shinyung adalah sikap saling mempercayai antarsesama.
No comments:
Post a Comment