Kampung Sindang Barang
diyakini sudah ada sejak abad ke-XII. Merunut latar belakang sejarahnya,
terpapar dalam Babat Pajajaran dan tertulis juga dalam pantun Bogor,Jawa Barat. Sindang
Barang diyakini sebagai kerajaan bawahan Prabu Siliwangi dengan Kutabarang
sebagai ibukotanya. Selain itu, Sindang Barang adalah keraton tempat tinggal
salah satu isteri dari prabu Siliwangi yang bernama Dewi Kentring Manik Mayang
Sunda. Berlatar sejarah tersebut, kini Sindang Barang menjelma menjadi kampung budaya yang bertekad meneruskan
kearifan lokal dari akar tradisi leluhur mereka.
Berjarak sekitar 5 km dari pusat Kota Bogor, Kampung Budaya Sindang Barang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota bogor, untuk menuju lokasi, pengunjung harus melewati jalan yang berkelok, dan tidak ada angkutan umum yang melewati kawasan tersebut. Banyak yang merekomendasikan untuk sampai ke lokasi lebih baik menggunakan sepeda motor. Karena selain cepat, sepeda motor mampu menjamah jalan kecil hingga sampai ke depan Kampung Budaya Sindang Barang.
Sebagai perkampungan yang
masih memegang teguh tradisi dan adat istiadat leluhur, Memasuki kampung budaya,
pengunjung akan menyaksikan Imah Gede, yaitu rumah besar yang biasa digunakan
sebagai tempat berkumpul dan bermusyarawah masyarakat dengan tetua adat dan
para kokolot. Kokolot adalah mereka yang dianggap sebagai sesepuh adat Kampung
Sindang Barang.
Sementara di bagian yang
lain, tampak rumah kecil tanpa pintu namun memiliki jendela pada sisi depan
bagian atasnya. Rumah yang seratus persen terbuat dari bahan alami ini
mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau lumbung padi
milik masyarakat Kampung Sindang Barang. Tepat di sebelah lumbung padi,
terdapat Bale Pesanggerahan. Rumah ini biasa digunakan sebagai tempat menginap
para tamu kehormatan yang datang ke Kampung Budaya Sindang Barang.
Di bagian lainnya, berturut-turut terdapat rumah souvenir dan bale pertirtaan. Rumah souvenir merupakan tempat penjualan berbagai pernak-pernik hasil karya masyarakat Desa Pasir Eurih dan Kampung Sindang Barang sendiri. Sementara bale pertirtaan biasanya digunakan sebagai tempat untuk menjamu para tamu yang baru datang. Meski demikian, tidak jarang bangunan yang lebih mirip pendopo ini juga digunakan sebagai tempat pameran dan berbagai acara internal tamu yang datang.
Panggung pementasan menjadi bagian yang sangat penting dari Kampung Budaya Sindang Barang. Berbagai kesenian asli Sunda seperti kesenian calung, berbagai tari tradisional, hingga angklung gubrag menjadi hiburan menarik yang selalu dipentaskan di kampung budaya ini. Menariknya, di atas panggung selalu tersedia satu set gamelan tatalu yang bisa dimainkan oleh para tamu yang datang.
Menyambangi Kampung Budaya Sindang Barang seperti menemukan jejak kasepuhan Sunda yang telah lama hilang. Pemandangan indah dan udara sejuk khas pegunungan di kaki Gunung Salak menjadi daya tarik lainnya. Kampung budaya ini selalu terbuka bagi siapapun yang ingin berkunjung dan mempelajari lebih dalam tentang tradisi Sunda Bogor, sambil mencari tahu tentang sejarah kasepuhan Sunda Bogor di masa lalu
No comments:
Post a Comment