Annyeong haseo…cingu Kali ini sesuadah bahasan pulau lombok vie ingin membahas tentang bagaimana Kebudayaan masyarakat Korea dalam berkencan, semoga infonya bermanfaat.
Apa yang harus dilakukan dan Apa yang tidak
Di Korea, Para pria wajib membayar segalanya ketika berkencan. Dan mereka
juga diharapkan untuk membawa tas perempuan. Hal tersebut adalah pemandangan
yang sangat umum untuk melihat para pria Korea membawa tas pacar mereka
‘di mal, sekolah, jalan, kereta bawah tanah dan tempat-tempat umum lainnya.
Seorang
gadis Korea juga membawa serta teman dekat sebagai pendamping ketika
mulai berkencan dengan seorang pria baru. Hal tersebut juga sama ketika
mereka pergi secara berkelompok.
Pasangan itu harus bijaksana dan ramah kepada teman-teman yang
mendampingi mereka. Selama tahap ini, jika hubungan mereka semakin
berkembang, mereka tidak boleh menunjukkan rasa kasih sayang mereka dengan-
berciuman dan berpegangan tangan karena hal tersebut masih dianggap tabu.
Tahap
Berkencan
Kencan dapat dimulai ketika SMA. Namun, ciuman pertama pada umumnya
terjadi di perguruan tinggi.
Kencan
dengan bersikap ramah adalah titik awal dari sebuah hubungan. Biasanya para
Pasangan dapat bermain game di ruangan PC (kebanyakan untuk remaja dan dewasa
muda), menonton film, makan malam, minum di bar dan bernyanyi di karaoke.
Seiring
waktu berlalu, para pasangan tersebut bisa keluar tanpa teman. Mereka
dapat berpegangan tangan di depan umum. Hal ini juga normal untuk melihat
mereka mengenakan pakaian yang sama (Couple T-Shirt) untuk menunjukkan kasih sayang dan kedekatan mereka.
Konservatif
Budaya
Tidak seperti di negara lain, sangat langka untuk melihat para pasangan remaja
berkencan klub malam Korea. Bagi mereka yang sudah menjalin suatu
hubungan, menjadi lebih dekat memerlukan hubungan jangka panjang bersama-sama
setidaknya satu tahun.
Berpegangan
tangan didepan umum biasanya diterima ketika mereka sudah menjalin hubungan
jangka panjang, gerak tubuh dan ekspresi lain dari kedekatan fisik seperti
berciuman di depan umum secara tradisional tidak dapat diterima.
Hal
ini juga tidak umum untuk berbicara secara terbuka tentang seks selama
percakapan biasa. Secara tradisional, warga Korea tidak akan masuk rumah
pacar mereka sampai mereka ingin menikah.
4. Kencan Buta
Kencan buta sangat umum di Korea. Coffee Shop dan berbagai tempat makan
biasanya menjadi tempat untuk kencan buta. Orangtua biasanya mengatur usia
anaknya untuk menikah.
Perjodohan
masih dipraktekkan di Korea, terutama dalam keluarga yang masih sangat
tradisional. Jadi, ketika orang tua telah menemukan seseorang untuk
menyuruh anaknya berkencan, ini biasanya menunjukkan bahwa pernikahan pasti
akan terjadi.
Para
orang Korea biasanya mendapatkan pasangan berkencan melalui teman, kolega,
atasan, dan tentu saja, orang tua dan kerabat.
5. Interaksi Dalam Berkencan
Di
tengah modernitas Korea dan kemajuan di berbagai bidang, prospek tradisional
Korea tentang kencan dan pernikahan antar-ras masih merupakan hal yang tidak
biasa.
Dengan
akar budaya yang kuat dan patriotik, orang tua mendorong anak-anak mereka
untuk menikah dengan orang Korea.
Bahkan
sekarang, jika menikah dengan orang asing maka akan sering dibenci oleh
masyarakat. Anak dari Korea dan orang asing dapat diganggu di sekolah
karena bukan merupakan Korea murni.
Mereka
yang berkencan dengan orang asing dapat sering terkena gosip. Sementara
sekarang masih secara pelan-pelan berubah, budaya tradisional masih sangat
diikuti oleh banyak orang Korea.
No comments:
Post a Comment